Jumat, 18 November 2016

Sekilas Tim Basket SMA Kolese De Britto

Hasil gambar untuk sma de britto dbl 2014


Tim Basket SMA Kolese De Britto 2014 saat mengikuti kompetisi Honda DBL 2014
di GOR UNY
Tim Basket SMA Kolese De Britto berhasil menyabet gelar juara 1 dalam kompetisi ini
dan gelar ini menjadi gelar DBL keempat bagi SMA Kolese De Britto

Sekilas "JB Mania"

Hasil gambar untuk sma de britto dbl 2014


"JB Mania" kelompok suporter pendukung tim kebanggan SMA Kolese De Britto
baik dalam cabang apapun
Mendukung tiap tim kebanggan berlaga di manapun dan kapanpun.

Prestasi Tim Futsal SMA Kolese De Britto

Hasil gambar untuk sma kolese de britto psfc

Tim Futsal SMA Kolese De Britto 2014 di kompetisi Pocari Sweat Futsal Championship 2014

Dalam kompetisi ini, tim futsal SMA Kolese De Britto berhasil menjadi juara di babak regional Yogyakarta, dan maju dalam babak Grand Final di kota Bandung. Namun sayang, tim futsal SMA Kolese De Britto belum berhasil maksimal dalam babak Grand Final. 
Tahun 2016 ini, tim futsal SMA Kolese De Britto belum berhasil menjuarai kompetisi PSFC ini, namun tim ini akan segera bangkit lagi dan akan merebut kembali gelar PSFC ini.

Nilai - nilai Kolese De Britto

1. KASIH

Nilai kristiani yang paling mendasar adalah kasih. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu” (Yohanes 15:12). Menurut St. Ignasius, kasih itu harus lebih diwujudkan dalam perbuatan daripada dengan kata-kata (LR 230). Atas dasar kasih itulah, pendidikan Kolese De Britto membentuk siswa (membentuk diri) menjadi pemimpin pengabdi yang baik, berbela rasa, dan setia. (bdk Mazmur 37:3-4) dan pejuang kebenaran, keadilan, kejujuran.
2. KEBEBASAN

Pendidikan Kolese De Britto mengutamakan kebebasan yang merupakan perwujudan kongkret dari nilai kebebasan anak-anak Allah (Rom. 8:21). Siswa dididik menjadi pribadi yang bebas dari belenggu gengsi, sikap materialistis, dan kecenderungan mengikuti arus. Sebagai manusia yang bebas, siswa dididik sehingga mampu bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya, memperlakukan sesama penuh hormat, berempati terhadap orang miskin dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup.

3. KEBERAGAMAN

Pendidikan Kolese De Britto dilaksanakan dalam suatu komunitas yang terdiri dari aneka ragam suku, budaya, agama, dan latar belakang sosial-ekonomi. Siswa dibantu untuk berkembang menjadi manusia dewasa yang menjunjung tinggi kesetaraan dan keadilan, menghargai keberagaman, peduli terhadap persoalan radikalisme agama. Ditegaskan oleh Pater Jenderal Nicolas Adolfo, S.J., bahwa  pendidikan kita bukan kompetitor untuk sekolah unggulan, tetapi kita dapat melihat perbedaan dalam realitas dan dirinya sendiri.






sumber: debritto.com

Mars SMA Kolese De Britto

Pencipta Lagu: Romo L. Moerabi, S.J.

Akulah Putera SMA De Britto
gagahlah cita-citaku
Murni sejati jiwaku,
jujur semangat hatiku
Itulah rencana hidupku,
itulah tujuan niatku
Agar dapat menuang tenagaku,
bagi Tuhan dan Bangsaku

Ayolah Putera SMA De Britto
kuatkanlah hubunganmu
Selalu tetap bersatu
dengan semua kawanmu
Meskipun terpencar hidupmu
dikelak kemudian waktu
Ingat selalu di dalam hatimu
ialah De Britto contohmu

sumber: debritto.com

Profil Siswa SMA Kolese De Britto

Profil siswa SMA Kolese De Britto dikenal dengan istilah 1L + 3C yang mencakup:

1. Manusia unggul di bidang akademik, terbuka terhadap pengetahuan
    dan pengetahuan baru (competence).
2. Pejuang keadilan bagi sesama yang berlandaskan hati nurani benar dan bela
    rasa (conscience dan compassion)

3. Kader pemimpin yang berkepribadian, mandiri, optimal dan utuh, serta
    mampu menggerakkan perubahan (leader).





sumber: debritto.com

Visi & Misi SMA Kolese De Britto Yogyakarta

VISI

Pendidikan swasta katolik yesuit berkarakteristik unggul dalam mendidik siswa menjadi pemimpin pengabdi yang cakap, berhati nurani benar, dan berbela rasa.

MISI

1.  Menyelenggarakan pelayanan pendidikan yang unggul, bermutu, dan selalu mengembangkan diri sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2.  Mengembangkan komunitas pendidikan yang memberikan perhatian khusus kepada pribadi-pribadi yang jujur, adil, utuh, optimal, disiplin, mandiri, kreatif, gigih, cerdas, dan seimbang.
3. Membentuk siswa yang memiliki integritas, bertanggung jawab, berbela rasa, berkeadilan, memperlakukan sesama penuh hormat, serta menghargai keberagaman. 



sumber: debritto,com

Jumat, 11 November 2016

 Tim Sepak Bola Fransiskus Xaverius di Temu Kolese 2015
Dalam permainan sepak bola, setiap tim merupakan kolaborasi dari setiap Kolese
dan membentuk 8 tim dengan 16 pemain setiap timnya.

"Liga JB" Ajang bergengsi di SMA KDB Yogyakarta


 Foto Liga JB tahun 2015

Tim Sepak Bola SMA Kolese De Britto di Temu Kolese 2015


Tim Sepak Bola SMA Kolese De Britto ikut berpartisipasi dalam Temu Kolese 2016.

Practice Makes Perfect!


Tim Futsal SMA Kolese De Britto 2015 saat berlatih di lapangan futsal SMA Kolese De Britto untuk mempersiapkan diri menjelang kompetisi terbesar di kota Yogyakarta.

Tim Futsal SMA KDB Jogja di GOR Amongraga


Tim Futsal SMA Kolese De Britto 2016 saat mengikuti kompetisi SAFL.SAP 2016 di GOR Amongraga. Tim Futsal SMA KDB Yogyakarta berakhir di posisi 4 di kompetisi tersebut.

Lapangan Sepak Bola SMA KDB Yogyakarta yang lebih Siap!


Lapangan SMA Kolese De Britto pada tahun ajaran 2016/17.
Lapangan sepak bola yang lebih hijau, dan lebih siap digunakan untuk berolahraga

Tim Sepak Bola SMA Kolese De Britto 2016/17


Tim A Sepak Bola SMA Kolese De Britto tahun ajaran 2016/17. Foto ini diambil pada hari Senin (7/11) saat bertanding melawan Tim Sepak Bola SMA Van Lith Muntilan di lapangan sepak bola SMA KDB Yogyakarta.

Jumat, 04 November 2016

Sejarah Singkat SMA KDB Yogyakarta


SMA yang lebih dikenal dengan nama De Britto atau “JB” (kependekan dari Johanes De Britto) ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Bermula dari suatu kebutuhan mendesak waktu itu. Sesaat setelah pemerintah pendudukan Jepang mencabut peraturan yang melarang pihak swasta mendirikan sekolah, para Bruder CCI bersama suster-suster Carolus Borromeus dan Fransiskanes mendirikan sebuah sekolah menengah katolik, setingkat SMP. Untuk menampung lulusan SMP itulah dirasa mendesak adanya sebuah sekolah menengah atas yang bersendikan asas-asas katolik. Atas persetujuan bersama Yayasan Kanisius di bawah pemimpin Romo Djojoseputro dengan para romo Jesuit dan para suster Carolus Borromeus didirikanlah Sekolah Menengah Atas Kanisius, yang dibuka secara resmi pada tanggal 19 Agustus 1948. Murid angkatan pertama adalah campuran putra-putri berjumlah 65 orang. Waktu itu tempatnya menumpang di ruang atas SMP Bruderan Kidul Loji. Tidak lama setelah diresmikan, jabatan pemimpin sekolah yang semula (untuk sementara) dipegang Romo B. Sumarno, S.J. diserahkan kepada Romo R. van Thiel, S.J. Karena situasi sosial politik yang ada, sekolah yang baru berlangsung lima bulan itu akhirnya bersama-sama sekolah lain ditutup karena clash kedua tentara Belanda pada tanggal 18 Desember 1948.

Setelah keadaan tenang, persiapan untuk mulai mengadakan kegiatan sekolah segera dilaksanakan. Bagian putri sudah bisa memulai kegiatan sekolah lagi pada bulan Agustus 1949, sedangkan bagian putra baru dapat dibuka pada bulan Oktober 1949, mengingat banyak pemuda yang baru pulang dari medan perang. Ketika sekolah dibuka kembali, bagian putra dan putri mulai dipisahkan. Bagian putra yang kemudian menempati gedung di Jalan Bintaran Kulon 5 ini diasuh oleh para romo Jesuit, dan memakai nama SMA Santo Johanes De Britto. Bagian putri di bawah asuhan para suster Carolus Borromeus, menempati gedung di Jalan Sumbing 1 (sekarang Jalan Sabirin). Mereka memakai nama SMA Stella Duce yang berarti Bintang Penuntun.

Pada tanggal 9 Juni 1953, oleh Pembesar Serikat Jesus di Roma, nama SMA Santo Johanes De Britto diubah menjadi SMA Kolese De Britto. Perkembangan senantiasa terjadi seiring dengan berjalannya waktu. Tidak hanya pergantian pengurus dan staf pemimpin, tetapi juga perkembangan yang menyangkut jumlah murid, ruang kelas, pembenahan administrasi, termasuk perpindahan gedung sekolah. Pilihan lokasi jatuh di daerah Demangan. Peletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan gedung baru dilakukan oleh Mgr. A. Soegijapranata, S.J. yang waktu itu menjabat Vikaris Apostolik Semarang. Pada bulan Mei 1958 SMA Kolese De Britto dipindahkan ke Demangan. Sekolah menempati kompleks gedung yang luas dan dilengkapi dengan lapangan olah raga, aula, ruang-ruang laboratorium, dan lain-lain. Lokasi sekolah inilah yang kemudian lebih dikenal dengan alamat Jalan Laksda Adisucipto 161 Yogyakarta. Karena pemerintah mengeluarkan peraturan yang melarang orang berkewarganegaraan asing mengajar di sekolah dasar dan menengah, pada permulaan tahun ajaran baru, 1 Agustus 1960, Romo P.F.C. Teeuwisse, S.J. yang masih WNA diganti oleh direktur baru, Romo Th. Koendjono, S.J. Dua tahun kemudian tepatnya 1 Agustus 1962 kepengurusan SMA Stella Duce yang semula masih disatukan dengan SMA Kolese De Britto, resmi diserahkan kepada Yayasan Tarakanita, sedangkan SMA Kolese De Britto tetap diasuh oleh Yayasan De Britto yang secara ex officio diketuai oleh romo Jesuit sebagai rektor kolese.

Ketika jabatan rektor dipegang oleh Romo J. Oei Tik Djoen, S.J. pada tahun 1973, di SMA Kolese De Britto dicanangkan pendidikan bebas. Konsep pendidikan bebas ini merupakan jawaban terhadap keadaan masyarakat yang kurang bisa menerima pendapat yang berbeda dari pendapat umum, khususnya sekitar tahun 1960-1970. Masyarakat lebih mementingkan penampilan luar daripada motivasi dari dalam. Para pendidik di SMA Kolese De Britto merasa bahwa para siswa harus berpendapat sendiri. Keberhasilan pendidikan bebas itu tidak bisa dilepaskan dari peran empat serangkai, yaitu Romo J. Oei Tik Djoen, S.J., Romo G. Koelman, S.J., Bapak C. Kasiyo Dibyoputranto, dan Bapak L. Subiyat. Empat serangkai itu pada tahun 1971 diperkuat oleh Bapak Chr.Kristanto yang diangkat menjadi wakil kepala sekolah dan Bapak G. Sukadi yang banyak berperan dalam kegiatan siswa.

(diambil dari: http://debritto.sch.id/content.php?id=4)